PERBANDINGAN TEGANGAN TEMBUS
MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO
MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG-BIDANG
Abstrak
Isolasi memiliki peranan yang sangat penting
dalam sistem tenaga listrik. Isolasi sangat diperlukan
untuk memisahkan dua atau lebih penghantar listrik
yang bertegangan sehingga antara penghantarpenghantar
tersebut tidak terjadi lompatan listrik atau
percikan. Bahan isolasi akan mengalami pelepasan
muatan yang merupakan bentuk kegagalan listrik
apabila tegangan yang diterapkan melampaui kekuatan
isolasinya. Kegagalan yang terjadi pada saat peralatan
sedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan alat
sehingga kontinuitas sistem terganggu.
Udara merupakan bahan isolasi yang banyak
digunakan pada peralatan tegangan tinggi misalnya
pada arrester sela batang yang terpasang di saluran
transmisi, selain itu udara juga digunakan sebagai
media peredam busur api pada pemutus tenaga (CB =
Circuit Breaker). Sementara bahan isolasi cair banyak
digunakan sebagai isolasi dan pendingin pada trafo
karena memiliki kekuatan isolasi lebih tinggi.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai tegangan
tembus yang terjadi pada media isolasi udara dan
minyak cenderung meningkat seiring pertambahan
jarak sela. Selain itu juga dilakukan pengujian pada
minyak bekas dan minyak baru. Hasil pengujian
menunjukkan tegangan tembus pada minyak baru lebih
tinggi daripada minyak bekas dan tegangan tembus
isolasi udara lebih kecil daripada tegangan tembus
minyak.
Kata kunci : isolasi udara, isolasi minyak
I. PENDAHULUAN
Pada peralatan tegangan tinggi isolasi sangat
diperlukan untuk memisahkan dua atau lebih
penghantar listrik yang bertegangan sehingga antara
penghantar-penghantar tersebut tidak terjadi lompatan
listrik atau percikan.
Menurut standart VDE 0433 -2 bentuk elektroda
yang digunakan dalam pengujian tegangan tembus
isolasi udara adalah elektroda bola-bola dan menurut
standart VDE 0370 bentuk elektroda yang digunakan
dalam pengujian tegangan tembus isolasi cair adalah
elektroda setengah bola. Oleh karena itu untuk
mengetahui pengaruh bentuk elektroda terhadap
besarnya tegangan tembus, maka perlu dilakukan
pengujian pada bentuk elektroda yang lain. Salah satu
bentuk elektroda yang dapat digunakan adalah
elektroda bidang-bidang.
II. TEORI KEGAGALAN ISOLASI
2.1 Kegagalan pada Isolasi gas
2.1.1 Proses dasar ionisasi
Ion merupakan atom atau gabungan atom yang
memiliki muatan listrik, ion terbentuk apabila pada
peristiwa kimia suatu atom unsur menangkap atau
melepaskan elektron. Proses terbentuknya ion dinamai
dengan ionisasi[5].
Jika diantara dua elektroda yang dimasukkan
dalam media gas diterapkan tegangan V maka akan
timbul suatu medan listrik E yang mempunyai besar
dan arah tertentu yang akan mengakibatkan elektron
bebas mendapatkan energi yang cukup kuat menuju
kearah anoda sehingga dapat merangsang timbulnya
proses ionisasi [3].
2.1.2 Ionisasi karena Benturan Elektron
Jika gradien tegangan yang ada cukup tinggi maka
jumlah elektron yang diionisasikan akan lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah ion yang ditangkap
molekul oksigen. Tiap-tiap elektron ini kemudian akan
berjalan menuju anoda secara kontinu sambil membuat
benturan-benturan yang akan membebaskan elektron
lebih banyak lagi. Ionisasi karena benturan ini
merupakan proses dasar yang penting dalam kegagalan
udara atau gas.
2.1.3 Mekanisme Kegagalan Gas
Proses kegagalan dalam gas ditandai dengan
adanya percikan secara tiba-tiba, percikan ini dapat
terjadi karena adanya pelepasan yang terjadi pada gas
tersebut. Mekanisme kegagalan gas yang disebut
percikan adalah peralihan dari pelepasan tak bertahan
sendiri ke berbagai pelepasan yang bertahan sendiri[3].
Proses dasar yang paling penting dalam kegagalan
gas adalah proses ionisasi karena benturan, tetapi
proses ini tidak cukup untuk menghasilkan kegagalan.
Proses lain yang terjadi dalam kegagalan gas adalah
proses atau mekanisme primer dan proses atau
mekanisme sekunder.
Proses yang terpenting dalam mekanisme primer
adalah proses katoda, pada proses ini diawali dengan
pelepasan elektron oleh suatu elektroda yang diuji,
peristiwa ini akan mengawali terjadinya kegagalan
percikan (spark breakdown). Elektroda yang memiliki
potensial rendah (katoda) akan menjadi elektroda yang
melepaskan elektron. Elektron awal yang dibebaskan
(dilepaskan) oleh katoda akan memulai terjadinya
banjiran elektron dari permukaan katoda.
Jika jumlah elektron yang dibebaskan makin lama
makin banyak atau terjadinya peningkatan banjiran
Perbandingan Tegangan Tembus Media Isolasi Udara dan Media Isolasi Minyak ......... (M. Facta, A. Syakur)
27
maka arus akan bertambah dengan cepat sampai terjadi
perubahan pelepasan dan peralihan pelepasan ini akan
menimbulkan percikan (kegagalan) dalam gas[5].
2.2 Kegagalan Pada Isolasi Cair (Minyak)
Karakteristik pada isolasi minyak trafo akan
berubah jika terjadi ketidakmurnian di dalamnya. Hal
ini akan mempercepat terjadinya proses kegagalan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan isolasi
antara lain adanya partikel padat, uap air dan
gelembung gas.
Abdul Syakur, Mochammad Facta
Jurusan Teknik Elektro, F.T., Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email : mfacta@elektro.ft.undip.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar