Senin, 12 Oktober 2009

TUGAS RINGKASAN-3 (RIAN ARDIYANTO-41407010011)

ANALISA KEGAGALAN CALL DARI FLEXI KE GSM
DI STO MANGGA BESAR JAKARTA PUSAT

Pada jurnal ini memaparkan tentang kehadiran teknologi CDMA dalam dunia telekomunikasi Rata Penuhyang mulai diperhitungkan oleh masyarakat dan para operator GSM yang selama ini menguasai pasar telekomunikasi. Salah satu contoh telepon seluler berbasis CDMA adalah Flexi yang diluncurkan oleh Telkom untuk menandingi operator GSM. Sebagai teknologi baru tentunya Telkom Flexi diluncurkan dengan banyak kelebihan antara lain kecepatan yang lebih tinggi, kualitas suara yang jernih, anti jamming dan sebagainya. Namun demikian timbul masalah baru yang harus dihadapi oleh Telkom Flexi pada saat ingin melakukan interkoneksi terhadap GSM, salah satunya adalah adanya kegagalan komunikasi (call).

Kegagalan komunikasi dari Flexi ke GSM bisa terjadi karena faktor jaringan Flexi maupun GSM, perilaku masing-masing user yang sedang berkomunikasi, dan juga sistem yang menghubungkan kedua jaringan ini. Sebagai sistem yang masih baru perencanaan jaringan yang belum sempurna mengakibatkan masih adanya daerah yang belum tercover dengan baik (blank spot), dan juga overlapping antar sel. Akibatnya timbul kegagalan call karena access failure, drop call, dan kegagalan signaling.

Kesimpulan yang dapat diambil dari jurnal ini adalah:
1. Penyebab kegagalan call dari Flexi ke GSM antara lain remote congestion (0.04%), network bloking (0.06%), system fault (0.27%), ISUP fault (1.59%), terminating busy (1.7%), terminating error (5.43%), dan originating release (33,96%).

2. Remote congestion , network bloking , system fault , ISUP fault , terminating busy , terminating error , dan originating release dapat teridentifikasi karena adanya access failure, drop call, dan signaling failure dalam jaringan.

3. Access failure, drop call, dan signaling failure terjadi karena kondisi RF yang buruk dari MS, BTS, BSC, MSC, dan Gateway antara lain daya terima MS yang rendah (kurang dari -75 dBm), daya pancar MS yang tinggi (lebih dari 20 dBm), FFER yang buruk (lebih dari 1%), nilai Ec/Io yang jelek (kurang dari -12 dB).

4. Ada 5 daerah yang mengalami masalah kegagalan call yaitu Pantai Mutiara Pluit, Pluit Raya Muara Baru, Komplek Duta Mas, Tanah Sereal, dan Pantai Ria Ancol karena kondisi RF yang buruk. Sedangkan hanya 2 daerah yang memiliki masalah RF paling kompleks adalah Pantai Mutiara Pluit dan Pantai Ria Ancol akibat letaknya yang jauh dari BTS.

5. Kondisi RF yang buruk timbul akibat daya pancar BTS yang sampai ke MS bervariasi tergantung dari kondisi lingkungan dan letak MS.


DAFTAR PUSTAKA
[1] CDMA One Concepts and Terminology, Digital By Qualcomm
[2] Ericsson, CDMA2000® Radio Access – Network System Performance Management Reference Manual, Ericsson ,2004
[3] ITU-T (International Telecommunication Union), Usage Of Cause And Location In The Digital Subscriber Signalling System No. 1 And The Signalling System No. 7 ISDN User Part ITU-T Recommendation Q.763 ITU-T Recommendation Q.850
[4] Rappaport, Theodore S., Wireless Communications, Prentice Hall PTR, New York
[5] Russell, Travis, Signaling System #7 Fourth Edition, McGraw-Hill, New York, 2002

links : www.stttelkom.ac.id/staf/.../Jurnal%20SNSI06-STIKOM%20BALI.doc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar