Rabu, 18 November 2009

ALAT PENGUJI KABEL TELEKOMUNIKASI DENGAN SYSTEM DIGITAL (Tugas 9)

Penyimpanan informasi pada system digital dapat dilaksanakan oleh rangkaian pengalih khusus yang dapat menyesuikan informasi tersebut dan menahannya selama diperlukan. Ketepatan dan ketelitian lebih tinggi. System digital dapat menangani ketelitian sebanyak angka yang diperlukan hanya dengan menambah rangkaian pengalih saja. Operasinya dapat dengan mudah diprogramkan. Sangat mudah untuk merancang suatu system digital yang kerjanya dikendalikan oleh program. System digital lebih kebal terhadap derau (noises). Dalam system digital nilai pasti untuk tegangan tak penting, sepanjang derau itu tidak sebesar sinyal tinggi atau sinyal rendah yang telah ditetapkan. Lebih banyak rangkaian digital yang dapat dibuat dalam bentuk chip rangkaian terpadu (IC).

System pada digital adalah susunan peralatan yang dirancang mengolah besaran fisik yang diawali oleh besaran digital, yaitu nilai diskret (0 dan 1). Sedangkan cirri utama suatu system digital adalah kemampuannya untuk mengolah informasi diskret. Unsure informasi diskret dalam system digital diwakili oleh besaran fisik yang
disebut sinyal.

Sinyal listrik seperti tegangan dan arus adalah yang paling penting dipergunakan. Sinyal dipergunakan dalam system digital saat ini hanya mempunyai dua nilai diskret yang dikatakan sebagai sinyal yang paling dapat diandalkan. Kehadiran teknologi digital semakin mempermudah segala macam pekerjaan manusia terutama dalam bidang industri.

Dalam bidang industri, teknologi digital digunakan pada peralatan pengendali dan instrumentasi. Peralalatan instrumentasi digunakan untuk pengukuran bahan misalnya untuk menguji kualitas kabel. Dengan adanya alat instrument tersebut sebuah kabel dapat diketahui apabila terjadi putus pada suatu hantaran dan sebagainya.
Kabel merupakan komponen penting dalam teknik listrik maupun elektronika. Kabel berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Kabel yang baik harus memenuhi kekuatan mekanis, elektris, termis dan kimia. Jadi kabel listrik harus mempunyai kekuatan mekanis yaitu mampu menhantarkan arus listrik yang besar dengan kerugian yang kecil, tidak pengaruh adanya panas, korosi dan pengaruh lainnya. Jenis kabel telekomunikasi untuk kebutuhan informasi komunikasi. Hantaran udara untuk pengantar tegangan tinggi dan menengah serta kabel tenaga lisrik biasanya digunakan untuk kebutuhan industri, perumahan (alat-alat rumah tangga) dan perkantoran.

Pada jaringan kabel hantaran udara dan kabel tenaga listrik, biasanya inti kawatnya terdiri dari 2 sampai 6 inti kawat. Sedangkan pada kabel telekomunikasi terdapat banyak inti kawat dari 2 sampai ribuan inti kawat pada selongsongnya. Untuk menentukan urutan kabel yang benar pada suatu selongsong sangat sulit, jika tidak dapat membedakan antara kabel yang satu dengan kabel yang lainnya. Kesulitannya bertambah jika jarak pemasangan yng cukup jauh, sehingga memerlukan penarikan kabel untuk membuktikan urutan kabel yang benar, misalnya jika terjadi gangguan komunikasi pada kabel telepon Jakarta ke Bogor, prosedur kebaikannya tidak mungkin dengan menarik kabel tesebut, untuk mencari hantaranya yang putus atau membuktikan urutan kabel yang benar. Contoh lain, pada instalasi gedung bertingkat, jika terjadi pemadaman listrik disalah satu gedung akan sangat sulit dan butuh waktun yang lama untuk memperbaikinya, jika kerusakannya terjadi pada kabel maka untuk menentukan kabel yang mana yang putus sangat sulit.

Untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat menguji kabel, apabila terjadi putus [ada hamaparan dan dapat menentukan urutan kabel dengan benar. Alat penguji kabel ini terdiri dari pemancar dan penerima yang bekerja secara digital dan pembacaan kesalahan kabel deapat ditampilkan dengan mudah oleh adanya seven segmen. Kabel yang digunakan adalah kabel telekomunikasi karena kabel telekomunikasi memiliki banyak inti kawat dalam selongsongannya.
Pengujian dengan menggunakan AVO meter analog, peraga LED 6 bit dan Stopwacth hasil analisa kerja rangkaian pemancar dan rangkaian penerima. Pengujian ini dilakukan pada rangkaian pemancar dan rangkaian penerima.

DAFTAR PUSTAKA:

Braitwaite, Clive. 1985. Pengantar Ilmu Teknik Elektronika. Jakarta: Gramedia.
Coughlin, Robert F, Driscool, Frederick F. 1994. Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linear. Jakarta : Erlangga.
Djumadi dkk. 1999. Installasi Listrik Bangunan SMK. Bandung : Angkasa.
Fitzgrald, A.E. 1981. Dasar-dasar Elektronik. Jakarta : Erlangga.
Harten P.Van dan E.Setiawan. 1999. Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Bandung : Angkasa.
Kabelindo. Katalog Kabel Tenaga Listrik dan Kabel Telekomunikasi. Jakarta : PT Kabelindo Murni.
Malvino, Albert Paul. 1988. Elektronika Komputer Digital. Jakarta : Erlangga.
Malvino, Albert Paul. 1994. Prinsip-prinsip Elektronika edisi ke tiga. Jakarta : Erlangga.
Mismail, Budiono. 1998. Dasar-dasar Rangkaian Logika. Bandung : ITB.
Plant Malcon, dan Jan Stuart. 1998. Pengantar Ilmu Teknik Instrumentasi. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Sinclair, Ian Robertson. 1995. Panduan Praktis Elektronika Digital. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Sutrisno. 1986. Buku Materi Pokok 9 Elektronika IIC. Jakarta : Karunia Jakarta dan Universitas Terbuka.
Tokhem, Roger L. 1995. Elektronika Digital. Jakarta : Erlangga.
Woolard, Barry. 2002. Elektronika Praktis. Jakarta : Pradnya Paramitha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar